Ekspedisi Perburuan Bebek di Bandung (episode 2)

Bebek oh bebek,.yuhuuu....hari jumat kemarin akhirnya ekspedisi bebek episode 2 dilakukan setelah tertunda beberapa minggu karena "penyakitku" yang tiba-tiba kambuh. dan jumat kemarin kami (saya dan feni) memutuskan untuk berburu bebek setelah feni benar-benar memastikan tidak ada masalah lagi dengan "penyakit"ku..

untuk bebek yang ini, letaknya agak jauh dari dua bebek sebelumnya yaitu di daerah taman lalu lintas. menurut bu amy, bebek ini favorit adik beliau, awalnya di jalan jawa kemudian pindah ke jalan belitung di daerah taman lalu lintas.

yup, taman lalu lintas, karena selama di bandung saya selalu memasrahkan ke sopir angkot klo kemana-mana so taman lalu lintas ini berada dmn, saya tidak tahu. feni pun lupa-lupa ingat lebih banyak tidak ingatnya..hehehe dan karena ketidaktahuan ini maka ada teman feni yang ikut sebagai guide...hohhoho..jadi kami bertiga saya, feni dan inno.

Ternyata dengan sekali angkot saja, kami langsung sampai di depan warung tenda "BEBEK DARMO", naik angkot kalapa-dago. waah...ternyata ramai juga, tempat duduknya penuh persis setelah kami dapat tempat duduk.. sip...kami pun memesan 3 bebek goreng, 3 nasi putih, teh anget, es teh manis dan es jeruk..

Sistem antreannya kayak di bebek boromeus, pakai nomor gt tapi semua di handle pelayan2 disitu, kita tinggal pesen di kursi dan nunggu makanan di antar ke meja kami..sesuatu yang menarik perhatian ketika nunggu makanan adalah pengamennya.

Jadi, ada pengamen, satu grup musik ada 3 orang bapak paruh baya, menyanyikan lagu asing romantis dan lagu-lagu latin woww...baguuuss bgt, serasa ada dimanaaa gt (lebayy..hehehehe..) tp bener kok..sungguh enak didengar perpaduan musik dan vocalnya..jadi tidak terlalu terasa lama menunggu..yang kami heran, kenapa pengamen ini terus saja bernyanyi  (kami datang, mereka sudah ada disitu, sampai kami pulang masih terus bernyanyi) tanpa mengedarkan sesuatu untuk kami bisa meletakkan uang sebagai ganti kami telah mendengarkan lagu2 bagus tersebut..ato memang pengamen ini sudah disewa oleh pemilik bebek seperti layaknya penyanyi2 cafe?woww...gak tau juga..apapun itu, keberadaan mereka sangat membuat nyaman..

Setelah menunggu agak lama, bebekpun sudah terhidang di meja..kami pun mulai makan...dan....jeng jeng... sayapun memberikan penilaian:

• bebeknya enak, bumbunya terasa, digoreng dengan garing (kayaknya paling garing dari dua bebek yang telah kami buru) tapi yang membuat bebek darmo ini minus adalah sambalnya...tidaaaakkk....sangat mengecewakan..tidak terasa..


• sambalnya sekelas sambel di nasi uduk keputih ITS belakang (mungkin tatin ma tantri masih ingat rasanya)


• porsi nasinya terlalu banyak (untuk saya)


• harganya selevel dengan bebek boromeus

Selain bebek, di tempat itu juga menyediakan lele, ayam, burung dara.

Dari ketiga bebek yang telah kami buru, saya dan feni sepakat klo bebek van java yang paling recommended, diambil nilai rata2 dari bebek dan sambalnya, nilai bebek van java yang paling tinggi.

Untuk ekspedisi selanjutnya mungkin ke bebek setan, alamatnya dmn kami masih belum tahu..