Wednesday, February 8, 2012

Satorare Syndrome

Untuk merasa lebih enak, penduduk Venus berkumpul bersama dan secara terbuka membicarakan kesulitan-kesulitan mereka.

Buku "Men are from Mars, Women are from Venus" halaman 23.

Begitulah kecenderungan para wanita ketika menghadapi sesuatu yang dirasanya berat. Curhat dan mengungkapkan apa yang dipikirnya, apa yang dirasanya. Sekarang, jejaring sosial menjadi sarana yang digunakan banyak wanita untuk mengungkapkan persoalannya. Bahkan kadang-kadang, hal yang pribadi pun tanpa sadar beredar di facebook atau twitter. Mungkin lupa kalau jejaring sosial adalah ranah publik yang siapa pun bisa mengakses.


Beberapa bulan terakhir ini, saya memang lebih menarik diri dari twitter dan facebook. Saya kadang capek sendiri hanya dengan melihat status-status keluhan, luapan kekecewaan, luapan kekesalan dan ekspresi negatif yang lain. Kadang juga jadi sedih, melihat status facebook atau twitter yang terkesan mengumbar hal yang menurut saya sangat pribadi. Eh, mungkin ketidakberesan ini bukan ada di mereka, mungkin saya yang hypersensitive yang hanya bisa mengernyit dan bergumam weww...aduuhh...apa siih.


Lhah? emang saya gak ngaca? Bukannya saya juga sama saja. Beberapa tulisan saya akhir-akhir ini cuma curhatan. Tulisan yang mungkin untuk orang lain hanyalah sesuatu yang mengganggu pandangan mata. Tapi kan setidaknya saya tidak secara langsung mengganggu, karena untuk melihat tulisan saya, perlu tambahan bandwidth. Tidak serta merta muncul di timeline atau wall orang lain. Dan saya bikin blog kan memang untuk dokumentasi hidup saya. Weww...Nulis ini aja udah termasuk curhat nih, curhat dan pembelaan diri.


Hmm..Saya juga wanita. Tapi apakah bisa jadi pembenaran? Tentu saja tidak. Ternyata saya juga khilaf. Kecenderungan untuk mengungkapkan persoalan dan masalah bisa disalurkan dengan curhat kepada Al Samii' yang Maha Mendengar, Al Baasith yang Maha Melapangkan. Tidak ada salahnya juga menggunakan jejaring sosial untuk sekedar curhat meringankan beban, tapi harus berhati-hati dalam bersikap. Tahu posisi dan tempat.


Tapi begitulah wanita, hanya dengan mengungkapkan persoalannya, dia akan merasa lebih ringan. Bahkan kadang tidak perlu solusi, semua akan dianggap selesai.

9 comments:

  1. he he saya juga mengamati fenomena ini ris, baik itu FB atau twitter. Bahkan ada yang sedang marah sama suaminya eh malah di umbar di FB wew..., aib rumah tangga di bawa ke publik.

    Kalau skr saya sih klo di FB lebih suka menyampaikan opini, atau share tentang buku. Atau lebih sering promosi blog ha ha..

    waduh meski butuh sharing, jangan sering mengeluh ris. Harus semangat dan produktif. Nanti masuk ke dalam kategori 7 perempuan yang disampaikan di tweetnya nur ahmadi lho ^_^.
    btw page rank blog mu itu 2, artinya masih banyak silent reader lho ati-ati.. he he..., beda sama page rank blogku yang zero ha ha...

    #btw bussway... skr aktif nulis lagi euy... , terinspirasi coffee break yah.. #GeEr

    ReplyDelete
  2. Yup...mari bersemangat. Suwun bos..

    Walah masak page rank blog mas fifin zero? gak mungkinlah..haahaa.. jelas-jelas lebih aktif dari blogku...

    Saya nulis berdasarkan mood mas, jadi klo dibikin grafiknya pasti fluktuatif, gak linier kayak blog mas fifin..hehee...klo terinsipirasi coffe break? mungkin :)

    Tetap semangat menulis dan menginspirasi booss..

    ReplyDelete
  3. hmm.... sebenarnya sy lebih suka membaca tulisan dari bos fiffin dan riris daripada membuat tulisan sendiri...hehe. terkadang tulisan riris menyindir sy juga sih.
    sy juga udah beberapa bulan menarik diri dari facebook & twitter. males aja sih. kurang sreg dengan status2 pribadi orang, apalagi twitter. sy gak bisa ngikuti kecepatannya.

    Ya sy memanfaatkan facebook sebagai sarana menjalin ukhuwah dengan teman2 aja.

    ReplyDelete
  4. Menyindir piye put? waahh...ayo nulis juga put, kayak mas fifin yang aktif dan produktif..

    ReplyDelete
  5. maksudnya menyindir seperti tulisan kayak kejadian di angkot, tentang bersyukur, tentang hafalan juz Al Qur'an, yg gitu2 deh.

    ReplyDelete
  6. @all : sebenarnya ndak ada yang salah dengan FB dan twitter, saya cukup aktif di keduanya. Yah perlu diperhatikan adalah konten yang diungkapkan. Apakah isinya aib, keburukan orang lain atau isinya tentang informasi, motivasi, cerita inspiratif, atau opini yang membangun.
    yah ibarat pisau, tergantung digunakan untuk apa ^_^. Blog juga kan begitu.. he he..

    @iput : mengenai status pribadi orang lain, biasanya saya ignore put, trus aja scrool kebawah he he.
    Nah kalo status dari orang yang 'kredibel' (yakni orang yang statusnya seringkali menarik), maka sejenak saya akan membacanya. Klo akun yang isinya cuma curhat,.. ya langsung scrol terus kebawah ha ha...

    ReplyDelete
  7. Betuulll banget mas fifin..harus menggunakannya dengan baik dan benar..kalau blog, memang saya gunakan semacam dokumentasi hidup saya :)

    ReplyDelete
  8. semoga bisa saling mengingatkan dalam kebaikan..

    ReplyDelete
  9. [...] juga istilah lain. Salah satu komentar senior saya di tulisan yang ini, “..ibarat pisau, digunakan untuk apa…”. Beliau mengumpamakan media sosial semacam [...]

    ReplyDelete