Monday, October 31, 2011

Code with X, CODEX

Berawal dari obrolan beberapa weekend yang lalu tentang vaksin. Teman saya yang seorang bidan di salah satu sekolah kebidanan di bandung menceritakan tentang imunisasi, bahwa sebenarnya imunisasi itu hanya sekitar 60% memberikan jaminan ke tubuh. Jadi tidak ada jaminan ketika bayi sudah diimunisasi misalkan imunisasi campak, maka 100% akan terhindar dari campak. Hanya sekitar 60%. Sebagaimana pengalaman Teteh "tempat berguru saya tiap minggu" ketika anak beliau terkena campak dan harus opname di rumah sakit hasan sadikin, beberapa balita lain yang terkena campak yang dirawat disitu adalah balita yang dulunya diimunisasi campak. Ya memang benar adanya, tidak menjamin 100% tapi hanya sekitar 60%. Obrolan makin menjurus ke curhatan teman saya ini tentang dilemanya, ada pertentangan batin antara profesi dan hati nuraninya. Tentang vaksinasi, beberapa program dari departemen kesehatan, menteri kesehatan, fiuhh...kemudian dia menceritakan tentang konspirasi di dunia kesehatan. Berat. Kemudian saya bertanya, apakah setiap pelaku di bidang kesehatan semisal dokter juga mengalami kegelisahan yang sama? dia jawab mungkin tidak semua. Hanya mereka yang menelaah lebih dalam, yang mau mencari data dan fakta. Hmmm...sekali lagi, ini obrolan yang berat. Entah karena saya yang paling tertarik tentang pembahasan ini atau karena saya yang paling kelihatan tidak tahu tentang ini, teman saya ini menyarankan untuk membaca buku dengan judul CODEX, penulisnya seorang wartawan dan analis media. Rizky Ridyasmara.




CODEX ini memang sebuah novel namun nama-nama ilmiah, paper-paper yang disertakan, nama-nama ilmuan yang tewas adalah nyata. Kisah di novel ini dimulai ketika profesor pannier meninggal. profesor pannier merupakan salah satu ilmuwan langka yang ahli di bidang pengembangan teknologi senjata biologi dan kimia yang bekerja di pusat riset rahasia fort detrick milik pentagon. Sebelum meninggal, profesor pannier menceritakan tentang sebuah microchip yang berisi tentang data rahasia sebuah program yang dijalankan oleh fort detrick kepada profesor lambardo yang merupakan teman baiknya. Profesor lambardo mempunyai junior di universitas roma yang sama2 menjadi peneliti senior di La Rocher Labolatory, Dr.Adrina. Menindaklanjuti obrolan dengan profesor lambardo, profesor pannier ternyata telah menyuruh seseorang yang bernama joan untuk menyerahkan microchip itu kepada profesor Lambardo melalui Dr.Adrina. Sesaat setelah Joan menyerahkan microchip itu kepada Dr.Adrina, Joan tewas karena mobil yang dia kendarai meledak ketika menuju bandara. Kematian profesor pannier dan Joan membuat Dr.Adrina cemas, maka dia meminta mantan suaminya George Marshall yang seorang mantan sniper Sabre Squadron Australian SAS untuk menemui dirinya, di venesia, itali.


Cerita berlanjut seru, agen CIA dan mafioso itali memburu Dr.Adrina dan George Marshall karena mereka yang membawa microchip tersebut. Kenapa microchip ini diburu? karena ada 3 hal penting yang ada di dalam chip itu. Pertama, Depopulation Program adalah nyata dan benar adanya. Kedua, Codex Alimentarius telah menjadi tunggangan bagi proyek jahat Depopulation tersebut. Silakan cari di google penjelasan lebih detail tentang apa itu codex alimantarius, mengerikan. Ketiga, tentang sebuah senjata biologi yang bisa memusnahkan suatu ras. Sangat seru karena semua kejadian, setting tempat, senjata yang digunakan diceritakan secara detail. Selain serunya kejar-kejaran perburuan microchip, di novel ini juga menceritakan tentang banyak sekali nama-nama ilmiah, MSG, aspartam, gluten, dll. Juga ada tentang teori konspirasi, mason, templar, dll. Dan pastinya tentang virus, HIV, dan macam-macam vaksinasi.


Bagi saya, novel ini keren. Dengan latar keindahan alam itali dan serunya perburuan microchip yang dibawa mantan sniper oleh CIA+mafioso. Itali, agen rahasia, mafioso, hmm jadi ingat film "The Tourist" yang mengambil setting di venesia juga. Novel ini memang di luar genre buku-buku yang biasa saya baca. Dengan membaca novel ini dan dengan sederetan fakta mengerikan yang terungkap, saya seperti menerima semacam shock theraphy, hmm.. saya tidak perlu gelisah dengan apa yang tidak bisa saya ubah. Saya hanya perlu fokus pada hal-hal yang ada di dalam jangkauan saya. Semisal, mengurangi lagi konsumsi MSG, dan tentunya lebih cermat dalam memilih makanan demi kesehatan. Tidak asal enak dan kenyang namun juga menyehatkan :)

2 comments:

  1. jadi ingat ketika mantan menkes yang lalu Ibu Siti Fadilah Supari yang membeberkan bagaimana beliau berjuang menguak konspirasi AS dan badan kesehatan dunia itu dalam mengembangkan senjata biologi dari virus flu burung, Avian influenza (H5N1). Entahlah.. berita ini benar atau salah.. yang jelas begitu banyak konspirasi sekitar kita khususnya di dunia kesehatan.

    ya rumus sederhana sajalah... 'produsen' membuat penyakit sekaligus membuat obatnya. supaya laku. Dan mungkin dengan jumlah penduduk dunia yang terus meningkat, bagaimana membuat konspirasi 'genosida terselubung' melalui penyakit2 aneh. wallahualam...

    wih tumben ris...tulisanmu kali ini berat euy....

    yaa bagaimana kita berhati hati saja, berikhtiar menjaga kesehatan, selalu berdoa semoga diberi kesehatan, dan jangan lupa ngopi tiap hari biar ndak ngantuk.. ha ha ha....

    ReplyDelete
  2. wah..buku ini cocok deh buat bacaan mas fifin..di ucapan terima kasih buku ini, penulisnya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Fadilah Supari kok..

    dan tentang H5N1 itu, saya juga diceritain temen saya yang dosen kebidanan itu,.memang horor banget klo bahas tentang konspirasi...bener banget mas, mereka yang menciptakan penyakit, dan mereka pula yang bikin obatnya, yang gak kuat beli obatlah yang jadi korban..

    yang horor ya codex alimentarius ini, bibit2 tanaman sudah gak "sehat" lagi, dan itulah yang sebagian besar petani indonesia tanam saat ini, dan itu juga yang tiap hari kita makan...killing us softly..

    hahahaa....teteeeeppp..kopi gak ketinggalan, ati2 mas, biji kopi dan proses pembuatan kopinya jangan2 ada bahan2 yang berbahaya...hahahaa...

    ReplyDelete