Stasiun madiun, 4 april 2010.
Keluarga kecil bahagia sejahtera, itu yang tampak dari kebersamaan itu. bapak, ibu, dua anak mereka. Anak yang lebih tua perempuan, dan adiknya laki-laki. Mereka bercengkrama sambil menunggu kereta yang menjemput si kakak. Dua bersaudara itu bercanda gurau, si adik minta dibeliin kaos kalau kakaknya pulang lagi nanti, si kakak menertawai adiknya yang tiap kali ke luar kota harus ditemani bapak karena belum diijinkan pergi sendiri. ibu hanya menemani dengan sesekali ikut tertawa bahagia. si bapak mondar-madir mencari tau jalur mana yang akan dilewati kereta kakak nantinya...subhanallah kebersamaan itu...sungguh menyenangkan...
hoho...keluarga siapakah itu? Itu adalah keluarga yang duduk di bangku tunggu stasiun. Saya hanya pengamat saja, yang duduk persis di bangku sebelahnya. Bagaimana dengan keluarga saya? komposisi yang sama dengan keluarga mereka, tapi sangat jarang punya moment bersama. Bapak-ibu di rumah, saya jauh di luar daerah dan adik saya sibuk dengan kuliah, mengajar, serta seabrek kegiatan tim pengajaran di tempatnya mengabdi. Ketika saya pulang ke rumah awal april kemarin, 84 jam saya di rumah, adik saya hanya punya waktu pulang 14 jam di rumah dan tentunya 6-7 jam untuk tidurnya. Walau jarang sekali bertemu secara fisik, komunikasi yang baik dan doa yang terpanjat dapat selalu menjaga silaturahmi ini, insyaAllah...
Ya allah, sesungguhnya engkau maha mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan mahabbah hanya kepadaMu
bertemu untuk taat kepadaMu, bersatu dalam rangka menyeruMu dan berjanji setia untuk membela syariatMu, maka kuatkanlah ikatan pertaliannya
ya Allah abadikan kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya dan penuhilah dengan cahayaMu yang tak pernah redup, lapangkanlah
dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepadaMu. Hidupkanlah dengan ma'rifatMu dan matikanlah dalam keaadaan syahid
di jalanMu. Sesungguhnya Engkau adalah sebaik2 pelindung dan sebaik2 penolong. Amiin. Dan sholawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Muhammad, kepada keluarganya dan kepada semua sahabatnya.
lha itu kan baru kelihatannya ries.. dirimu kan baru melihat mereka yang lagi duduk di stasiun, belum tanya langsung
ReplyDeleteistilah surabayanya: sawang sinawang
Sama mbak, bapak, ibu, dan adik saya dirumah, kakak kuliah di Malang, dan saya menuntut ilmu di madiun, bahagia rasanya kemarin kita bisa ngumpul sekeluarga, walau cuma sehari
ReplyDeleteitu kan baru kelihatanya,dan itu pun hanya sebentar di stasiun saja.ada pepatah yg bilang,rumput di rumah tetangga lebih hijau dari rumput di rumah sendiri.tapi selama kita bs bersyukur dan terus mendekatkan diri pada Tuhan,pasti kita bs selalu merasa bahagia walau harus berpisah dengan keluarga
ReplyDeleteSalam kenal...
ReplyDeleteteringat dorama Voice, sedikitnya waktu bercengkrama dengan keluarga bukan berarti mengurangi rasa kasih sayang. Tiap-tiap individu memiliki cara yg unik utk mengungkapkan rasa kasih sayangnya pada keluarga dan saudara.
jika jarang berkomunikasi secara fisik, mungkin bisa jadi do'a adalah ungkapan kasih sayang mereka...
@budiono : nggih mas, harus banyak2 bersyukur...
ReplyDelete@riFFrizz : hohoo...sama ya,.yang penting kualitasnya klo memang kuantitas sudah gak bisa ditambah lagi
@alief : yupp...sepakat..mari perbanyak syukur
@Favian : salam kenal juga..waahh...jadi pengen ntn dorama itu..
http://blog.its.ac.id/ruktin/
ReplyDelete.....mbak aku suka rentetan doa mu di paragraph terahir,,,,nice
paragrap terakhir kayaknya doa rabithah dech...
ReplyDeleteizzatul islam...
OST sang murrabi
bikin tiap kali ngedengerin bulu kuduk merinding.
@ruktin : itu kan doa rabithah tin,..di alma'surot..hehehe
ReplyDelete@fifin : bener bgt mas...
penting guyub rukun agawe santosa...hehe
ReplyDeletebetul betul betul
ReplyDelete