Tuesday, December 6, 2011

Inkonsistensi

Dulu saya pernah bilang ke adek saya dengan mudahnya : "klo di gontor, perbanyak kegiatannya, aktif di sini aktif di situ, kan kegiatannya banyak banget, harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Soal pelajaran, walaupun waktu sedikit, klo masih belajar, insyaallah allah akan memberi pertolongan, klo kita menolong agamaNya". Sekarang ketika, dia sibuk sekali dengan kegiatan di luar mengajar dan kuliahnya, saya yang heboh. Bagaimana tidak heboh, contohnya semester ini, dia baru bisa rajin kuliah 3 minggu sebelum UTS. Saya sering sms "kuliah gak?" "emang gak bisa disempat2in kuliah?". Saya sangat mengkhawatirkan kuliahnya. Heran, saya seperti lupa tentang 4 tahun kuliah saya dulu. Padahal saya bisa memberi nasehat ke adek saya di awal tulisan ini karena apa yang telah saya lalui di perkuliahan dulu. Allah akan mempermudah urusan hambaNya yang mempermudah urusan sesama. Heran, saya seperti lupa tentang janji Allah itu. Ah..saya tidak konsisten.


Dulu saya dengan gampangnya bilang ke teman yang curhat tentang ujian hidupnya dengan kata-kata "yang sabar, insyaallah ada hikmahnya. Insyaallah ini terbaik. Mari syukuri yang ada". Sekarang ketika saya sendiri yang mendapat ujian, kalimat yang muncul malah "Kenapa harus terjadi pada saya?". Heran, saya seperti lupa, hidup adalah serangkaian ujian yang harus dilalui, mau tidak mau, suka tidak suka. Karena allah menilai hambaNya dari apa yang Dia ujikan untuk mengetahui kualitas kita dan ke arah mana kita akan "berpulang". Heran, saya seperti lupa dengan apa yang dengan gampangnya saya sampaikan ke teman saya. Ah, saya tidak konsisten.



Bicara memang sangat mudah. Tapi seringkali antara apa yang sudah keluar dari mulut, tidak sesuai dengan apa yang terlahir dari perbuatan. Hidup, selain memberikan banyak sekali pilihan, juga selalu memberikan peluang perubahan. Namun apabila itu baik dan benar, maka konsistenlah.




"Maka tetaplah engkau (di jalan yang benar), sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang bertaubat bersamamu, dan janganlah engkau melampaui batas. Sungguh, Dia Melihat apa yang kamu kerjakan". Surah Hud Surah ke-11 ayat ke-112

3 comments:

  1. Ya benar ris, kadang sy juga dengan mudahnya mengucapkan ini itu, atau memberi nasihat kepada orang lain. Tetapi terkadang kita menghadapi masalah sebenarnya, inkonsistensi itu muncul. Entah dari mana atau kenapa perasaan inkonsistensi itu muncul, dimana hal itu bertentangan dengan apa yg dulu saya sering sampaikan ke sahabat2 saya. ... Tapi sepelik apapun hadapilah dgn tenang, sabar dan pikiran jernih. Jangan sampai emotional.

    Alangkah baiknya kita meminta nasihat ke sahabat kita untuk meringankan beban & menguatkan kita. Pesan saya, jangan sendiri. sy kira banyak ko sahabat riris yg siap membantu dalam suka & duka.

    Klo sy sedang menghadapi inkonsistensi seperti itu sy banyak mendekatkan diri kepada Allah, merenung, sering suka nonton film2 yg inspiratif, seperti kayak kungfu panda 1/2. Membaca ulang artikel2 blog, sy jadinya semangat itu tetap terjaga dan perasaan inkonsistensi itu ilang begitu aja. Klo saya jarang mau bilang ke temen, karena sy agak takut komentarnya lebih menjatuhkan saya. Tapi ini tergantung dari sahabat2 riris ko.

    Tetap semangat & jangan patah kepercayaan :D

    ReplyDelete
  2. sebenarnya tidak konsisten itu lumrah.. selumrah dengan kehidupan. Hakikat kehidupan adalah perubahan. Perubahan adalah kepastian. Yaa kadang hari ini bilang itu... eh besok bilang yang lain lagi.. menurutku wajar.

    yaa... bagaimana menjadikan perubahan dan inkonsistensi diri menuju semakin mendekatkan diri kepada Allah.

    setuju_bgt dengan kalimat terakhir "Namun apabila itu baik dan benar, maka konsistenlah."

    so jadikan motto kita, "mari berinkonsistensi dalam kejelekan menuju konsistensi dalam kebaikan atau berinkonsistensi dalam amal yang belum berkah menuju amal yang lebih berkah " #halah_bahasa_rada_aneh

    ReplyDelete
  3. Begitulah manusia, sangat fluktuatif dan dinamis. Semoga kita bisa konsisten dalam kebaikan.

    ReplyDelete