Thursday, September 6, 2012

Kesenjangan Bahasa

Komunikasi akan efektif ketika pesan yang disampaikan dapat dipahami dan ditafsirkan sama (sesuai maksud pemberi pesan) oleh penerima pesan tersebut. Wajar apabila dua orang berkomunikasi menggunakan dua bahasa yang berbeda, pesan yang dimaksud tidak terpahamkan dengan baik. Namun, ada kalanya, ketika sudah menggunakan bahasa yang sama, pesan tersebut masih belum terpahamkan juga.



Manusia menjalani hidup ini berdasarkan apa yang telah dia dapatkan dalam hari-hari sebelumnya. Dalam menggunakan bahasa pun demikian. Setiap orang akan menggunakan bahasa sesuai pengetahuannya, sesuai pengalamannya.


Akan sulit memahamkan kalau 2 itu adalah (2^3)/(√16) kepada anak kecil yang baru bisa berhitung 1-10 dengan operasi penambahan dan pengurangan saja. Komunikasi tersebut tidak lagi efektif.




[caption id="attachment_1397" align="aligncenter" width="300"] Tertawa menemukan tulisan si agan di blocknote saya ini.[/caption]

Karena tujuan komunikasi adalah penyampaikan sesuatu, akan bijak apabila pemberi pesan bertanggung jawab atas terpahamkannya pesan itu pada yang menerimanya. Tidak perlu menggunakan bahasa tingkat tinggi, tapi penerima pesan tak sanggup memahami. Namun, penerima pesan juga haruslah mau belajar, menambah pengetahuan.


Karena komunikasi itu soal toleransi, tentang berbagi, saling memahami.

Saya kangen dengan sosok yang selalu sabar berkomunikasi dengan saya, menggunakan "bahasa" yang sama, "bahasa" yang saya pahami sedalam pemahaman di otak saya. Padahal dia mampu "berbahasa" jauh levelnya di atas saya. Hal yang kadang sulit kebanyakan orang melakukannya, termasuk saya.

9 comments:

  1. ha ha.. seharusnya teh felis membaca ini maka dia akan terharu dan menangis.. ha ha lebay.

    memang benar, bahasa adalah soal bagaimana pesan tersampaikan dengan baik.

    ReplyDelete
  2. wkwkwk, ngakak baca tulisan sendiri di blocknote agan. Iseng bgt ya =))

    soal komunikasi, saya masih perlu banyak belajar gan. Masih sering kepengaruh mood, sering ngotot & ga sabaran. Tapi syukurlah di xirka suasasanya kondusif. Bener2 tempat belajar yang menyenangkan. Agan, para leader & temen2 yang lain selalu berusaha berkomunikasi dgn baik :)

    jadi inget rapat tim model soal handover. Bahas hal teknis pake analogi lucu, hehehe. Masih ada ga rapat-rapat asik gitu?

    ReplyDelete
  3. Hahaha...kayakna bakal gt mas, soalnya teh felis itu contoh konkret dalam hal ini.. :)

    ReplyDelete
  4. Masih banyak teh, coretan-coretan lain yang bikin ngakak, mulai gambar buah-buahan sampe batik. hahaha

    Tapi beneran ganzz...agan masih yang the best *apasih

    Hmm..belum ada lagi rapat-rapat asik kayak dulu :(

    ReplyDelete
  5. saya juga awal2 klo diskusi awal sering pake ngotot ato emosi. Habis kalah melulu.. awal2. tapi semenjak udah biasa diskusi, ngobrol teknis itu menyenangkan, seru. Melatih kita lebih analitik, berpikiran open mind.
    apalagi klo misal topik teknis, tapi pake analogi....haha kangen suasana itu lagi.
    Bersyukur di xirka suasana belajar, orang2 nya juga mendukung.
    terimakasih buat semuanya, terutama teh felis, oky yg udah banyak banget ngedidik sy dengan sabar...hehe.
    Pernah suatu hari berjanji.. , klo punya keilmuan dan bisa dikontribusikan buat kemajuan bangsa.. , sy akan sepenuh hati memanfaatkannya dgn baik.
    smg masih ingat janji itu... soalnya makin tambah umur makin gak sabaran

    Thanks

    ReplyDelete
  6. wah .. hrs ke blognya sosok yg di atas nih :P

    ReplyDelete
  7. Wah ternyata iput juga punya pengalaman seru dalam hal ini..Alhamdulillah di xirka suasana yang kondusif untuk diskusi, untuk saling berbagi ilmu. Dan dalam diskusi memang bukan tentang kalah dan menang, jadi harus sama-sama sabar dan toleran.
    Semoga janjinya bisa bertunaikan dengan baik put :)

    ReplyDelete