Ketika minggu kemarin ke togamas, niat saya membeli buku "tuesday with morrie" ato "the five people who meet in heaven". Buku itu udah di tangan. Belum jg ke kasir, masih berkeliling melihat-lihat. Sudah menjadi kebiasaan saya, mempertimbangkan buku untuk dibeli dgn melihat testimoninya. Ketika membaca testimoni sebuah buku, ada nama KH Hasan A. Sahal, nama yang tidak asing. Saya ambil buku itu, penasaran, sepertinya menarik. Hoho,.."the five people who meet in heaven" yg udah ditangan ga jd dibeli, akhirnya membawa pulang buku itu, "Negeri 5 Menara". Buku itu sudah selesai saya baca, so amazing. Saya jadi memahaminya dari buku itu.
Saya jadi paham ketika 6 tahun lalu, dia ngotot masuk ke sekolah itu, padahal ibu khawatir dengan penyakit asmanya. Mungkin dia sangat tertarik untuk sekolah disitu setelah berkali-kali TPAnya (Taman Pendidikan Al-quran) bolak-balik mengadakan kegiatan di pondok itu. Sistem pendidikan yang benar2 bagus dijelaskan rinci dibuku itu. Pasti allah telah menunjukkan jalan yang terbaik. Alhamdulillah sampai sekarang asmanya sembuh, dan semoga sembuh selamanya...
Saya jadi paham ketika 3 tahun terakhir ini, hanya sampai hari ke-3 syawal dia bisa berkumpul dengan keluarga. Walaupun sudah dibujuk untuk tinggal dirumah lebih lama lagi, namun bujukan itu selalu tak berhasil. Sebagai salah satu pengurus OPPM (semacam OSISnya SMA), banyak amanah yang harus dilaksanakan. Dijelaskan dengan detail dibuku itu berapa banyak kegiatan yang harus dilakukan mulai terbuka mata sampai saat tidur lagi.
Saya jadi paham ketika saya wisuda tahun lalu, dia pun gak bisa datang. Padahal bapak sudah beberapa kali ke pondok untuk memintakan izin, namun untuk izin sehari saja gak bisa. Dari buku itu saya tahu betapa berat tugasnya dulu ketika diamanahi sebagai anggota tim keamanan pusat. hemm, jadi sangat bangga padanya,..
Saya jadi paham ketika kami sekeluarga datang menengok, harus menunggu waktu longgarnya berjam2. Yaah,..sampai terakhir ketika sudah kelas 6 yang notabene hanya disuruh untuk belajar, jadwal yang begitu ketat mengharuskan dia untuk tidak sewaktu-waktu bisa menemui keluarga yang menengoknya. hemm,...dibuku itupun dijelaskan detail.
Saya jadi paham ketika sekarang kuliahnya sering ditinggalkan. Bahwa keikhlasan yang ditanamkan benar2 menancap disetiap tindakan. Tidak pernah mengeluh membagi waktu untuk mengajar (kelas 1&calon pelajar) dan mengurus kegiatan2 (di PMDG 2 tidak ada OPPM karena hanya untuk kelas 1 dan calon pelajar).
Menurut saya pribadi, buku ini memberikan gambaran jelas tentang kehidupannya 6 tahun terakhir ini. Banyak hal yang mengubahnya. Hanya sedikit cerita langsung darinya, namun setelah membaca buku ini, terlihat jelas bahwa sistem yang begitu bagus telah terpatri dalam dirinya. Mengubah seorang anak lulusan SD menjadi dirinya yang sekarang, syukur alhamdulillah ya allah. Walau masih harus terus menambah ilmu, istilah "mewakafkan diri" yang dijelaskan dibuku itu yang mungkin sedang ditujunya sekarang, semoga...
Siiiippp... salam kenal yaa..
ReplyDeletesips
ReplyDeletedulu kehidupanku pun begitu mbak
ReplyDeletekita harus ikhlas melakukan semua kegiatan
tanpa ada imbalan yang didapatkan
namun kebahagiaan yang terpancar
karena berbagi tentang semua hal itu adalah kebahagiaan
SUbhanallah..... jadi tertarik membaca buku....
ReplyDeletesubhanallah, pesantren bisa membentuk manusia...
subhanallah, tulisanmu bagus ris....
terharu saya....
siapa yang kau pahami, ni sanak?
ReplyDelete@mazblend : salam kenal juga,..
ReplyDelete@riFFrizz : oke, makasih
@dafhy : hebat dafh, salut padamu,..allah akan menolong manusia yang mau berbuat ikhlas pada sesama dan agamanya,...semangatt :D
@aRuL : makasih mas arul, sebenarnya banyak cerita yang lebih mengharukan,..kpn2 lagi posting tentang dia dan perjalanannya,..
@detx : adekku tersayang :D
subhanallah ris..saya jadi merinding membacanya..
ReplyDeletenice posting..^_^
hohoho,..lebih merinding klo baca bukunya mas..
ReplyDeletesaya sedang membaca buku ini.... :D
ReplyDelete[...] adik saya. Orang yang tidak pernah sekalipun mengeluh dengan pilihannya, tidak pernah mengeluh dengan segala [...]
ReplyDelete[...] saya. Ini hanya sekelumit perjalanannya hidupnya, saya pernah menuliskan sedikit tentangnya di sini. Melihatnya seperti itu, beberapa waktu lalu saya pernah berfikir : hidup adalah pilihan, kalau [...]
ReplyDelete