Acak yang Acak-acakan

Kebiasaan di pagi hari yang sudah lama saya tinggalkan, hari ini kembali. Duduk depan laptop, memasang modem, membuka blog. Setelah cek dan ricek, ternyata tahun 2013 ini, tulisan saya sangat sedikit. Sebulan cuma satu, bahkan tidak ada satu pun dalam bulan Maret. WOW banget.

Mumpung buka blog, seperti saya harus update kali ini. Menulis apapun. Hmm..oke, mari menulis tentang hal-hal yang sedang beredar di otak saya saat ini.

Hmm..pertama, yang muncul adalah diacak dan diacak-acak itu punya margin yang besar. Acak, mengacak, diacak, mengacak-acak, diacak-acak adalah kata yang dua hari lalu membuat saya tertawa. Awalnya serius tetapi berakhir dengan tawa ketika punya bilangan random tertentu, kemudian mengacaknya dengan algoritma enkripsi tertentu, tetapi tidak bisa mengubah kembali seperti semula. Padahal si hagenberg di android dengan mudah menyusun bilangan yang sudah saya acak. Melihat saya tertawa sendiri, yang lain bertanya "emang tadi beneran diacak atau diacak-acak?". Dan tawa satu ruangan pun kemudian pecah. Itulah ajaibnya tawa, bahasa universal yang bisa digunakan untuk mengungkapkan banyak hal. Bahkan ketika melihat deretan bilangan random hexadesimal pun bisa memunculkan tawa. Entah ini lucu atau aneh namanya. :)

Hmm..yang ada dipikiran saya selain itu adalah yaah buku bacaan saya sedang habis. Woho, setelah menulis kalimat tadi, tiba-tiba saya merasa sangat wanita. Katanya sih, seorang wanita itu ketika mengungkapkan perasaannya cenderung superlatif dan mengeneralisasi sesuatu, kadang-kadang juga bermetafora. Kalau tidak salah, penjelasan itu ada di buku "Men are from Mars, Women are from Venus". Dalam kasus ini memang ada benarnya, saya memang sangat wanita. Ketika menulis "yaah buku bacaan saya sedang habis", itu bukan ungkapan informasi yang sebenarnya, hanya mengungkapkan perasaan saja. Dan memang kenyataannya, buku yang belum saya baca ada banyak. Bahkan dua hari yang lalu, saya beli dua buku. Yang saya maksud habis di sini adalah buku novel. Buku yang berisi cerita yang harus dibaca runtut. Saya pun tertawa ketika melihat kebelakang, jrengg. Bahkan tumpukan itu bisa dikategorikan habis. Entah ini lucu atau aneh namanya. :)

Hmm..apa lagi ya, sambil menulis ini, di telinga saya terpasang earphone sedang mendengarkan lagu dari duo hiphop korea LeeSsang yang judulnya Pursuit of Happiness, ada juga yang menulis judulnya Pursuing the Happinees, salah satu petikan isi lagunya :

In this marathon called life, our paths might be different and even if we live insufficiently
We live with the fun of filling it up and though there’s a lof of hardships,
Get to know the taste of enduring it and take one more step
“Why is my life like this?” Those words are just excuses
Don’t give up so easily on this game called life
So when you close your eyes in this world, you can open your last door of happiness without any regrets.

Keren kan? Lirik aslinya dalam bahasa korea, yang tidak satupun kalimatnya saya tahu artinya. Tapi akhir-akhir ini saya suka mendengarkannya. Entah ini lucu atau aneh namanya. :)

Wah tulisan kali ini benar-benar acak. Sedikit memvisualisasikan keacakan yang ada dalam pikiran saya, tentunya yang lain masih banyak, rumit, dan mungkin tidak sekedar acak, tapi acak-acakan. Setidaknya hari ini saya membuktikan, mengupdate blog itu bukan soal bisa atau tidak, tetapi mau atau tidak. Soal kualitas, itu butuh sebuah proses bukan?