Pedas hanya sebuah kamuflase. Dengan adanya pedas, kita tidak bisa menikmati rasa asli dari makanan tersebut. Itu kata Naning, teman saya. Sebagai alibi karena dia memang tidak suka pedas.
Tapi saya penyuka makanan pedas. Walau memang akhir2 ini level pedas saya turun. Dibanding dengan Bilkis, level pedas saya jauh di bawah levelnya. Dan mungkin kalau dibandingkan dengan penyuka pedas lain, saya termasuk yang di bawah rata-rata. Begitu relatifnya pedas, tergantung lidah masing-masing. Sungguh luar biasanya Allah yang menciptakan lidah.
Ternyata makanan pedas juga baik untuk kesehatan loh, di antaranya saya dapat dari health dot kompas dot com :
- Menurunkan berat badan. Cabe mengandung capsaicin yang akan mempercepat metabolisme dan membantu tubuh membakar kalori lebih cepat. Hal ini terjadi karena capsaicin meningkatkan temperatur tubuh dan berperan dalam meningkatnya detak jantung.
- Menyehatkan jantung. Cabe menyehatkan jantung dengan cara mencegah pembekuan darah. Penelitian juga menunjukkan kadar kolesterol jahat/LDL bisa mencegah oksidasi yang bisa menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Capsaicin juga efektif melawan inflamasi, yang telah diidentifikasi sebagai faktor risiko penyakit jantung.
- Melancarkan sirkulasi. Makanan pedas akan melancarkan sirkulasi dan menurunkan tekanan darah. Cabe juga membantu menguatkan dinding pembuluh darah karena kandungan vitamin A dan C-nya.
- Meningkatkan fungsi cerna. Manfaat cabe dalam saluran cerna adalah meningkatkan sirkulasi darah di perut dan meningkatkan lapisan mukus. Capsaicin juga membantu membunuh bakteri H.pylori penyebab sakit maag. Akan tetapi jika Anda mengalami heartburn (rasa panas) setelah makan pedas, cobalah tablet antiacid yang akan menetralisir asam di lambung.
- Melancarkan pernapasan. Makanan pedas bertindak seperti espektoran dan membantu penderita asma, bronkitis kronik, sinusitis, dan penyakit pernapasan lainnya bernapas lebih baik.
Ada beberapa lagi manfaat makanan pedas, tentunya kita tidak hanya memperhatikan pedasnya, perlu memperhatikan komposisi yang lain. Tentang proteinnya, lemaknya, kalorinya, dll. Bagi saya, yang pasti pedas itu menambah nafsu makan. :)
Ada beberapa kuliner pedas di bandung, tentu saja pedas menurut lidah saya, hanya beberapa yang sempat saya dokumentasikan:
[caption id="attachment_1189" align="aligncenter" width="300"]

Spicy ramen di sushi den, ada di pojokan jalan Jl. Hariang Banga No. 8, dekat UNISBA. Kuahnya pedas, hati-hati kalau makan, karena ada irisan cabe di bawahnya. Pedassss....
[caption id="attachment_1190" align="aligncenter" width="300"]

Ayam rambut setan di warung Mbah Jingkrak, ada di jalan Aceh no 64A dekat Graha Manggala Siliwangi Bandung. Mungkin yang ini bukan khusus bandung ya, karena warung Mbah Jingkrak memang sudah ada di mana-mana.
[caption id="attachment_1191" align="aligncenter" width="300"]

Yang ini memang tidak terlalu pedas, tapi cukuplah untuk lidah saya. Bebek sambel ijo di food court Pasteur hyper point ada di jalan Dr. Djunjunan No. 126-128 Bandung.
Ada lagi sambel yang pedas banget, ayam balado bakar si bungsu plus sambelnya, pertama kali mencoba ketika buka puasa ramadhan tahun 2009 bersama teman-teman ngaji saya, saat itu masih ada feni dan nila. Ada di depan MBA ITB, dekat penjual lemari, sudah termasuk jalan gelap nyawang kali ya. Biasanya kalau hari minggu tutup. Alhamdulillah, ada cabangnya di dekat kantor saya, tiap sore ada di seberang giant jalan Surya Sumantri. Sambelnya ada 2 sih, yang pedas dan sedikit pedas. Sayangnya saya tidak punya fotonya.
Tentunya masih banyak lagi yang pedas-pedas di bandung. Silakan mencoba :)
kalo di surabaya ada nasi goreng jan**k mbak, di surabaya plaza hotel, kemarin dibawain suami, aduh baru incip sesendok aja udah ndka kuat pedesnya :d
ReplyDeleteKalau bagi saya, rasa yang terlalu pedas hanya merusak rasa.
ReplyDeleteMenurut saya sambel yang enak adalah sambel yang tidak pedas hehehe . . .
haha.. bandung emang surganya kuliner. sampai 4 tahun di bandung saya masih tetap aja males berwisata kuliner. entahlah.. baru semangat klo istri yg ngajak he he.
ReplyDeletemengenai makanan pedas, saya ternasuk penyuka pedas yang tak tahan pedas.. nah lho gimana tuh..
jadi ingat dulu waktu makan empek empek dari temannya bang Yan. ampe merah2 gitu wajah saya..hu hu..
walah sy malah gak suka makanan pedas. rasa aslinya tertutupi plus malah gak menikmati makanannya, malah sibuk minum air terus buat meredakan pedas. Ujung2nya makanan malah gak habis.. mubadzir :))
ReplyDeletePernah denger juga sih dok, nasi goreng yang itu...semoga kpn2 bisa nyoba.. :)
ReplyDeleteJare porsine huwakeh..
sepakat mbak, memang semua yang terlalu itu gak baik..hihihi..
ReplyDeleteKlo mbak yuli pas ke bandung, sy rekomendasikan shusi den mas, ramen yang bukan spicy juga ada kok..
ReplyDeleteselamat mencoba..
Setiap lidah memang beda dalam menikmati makanan.. :)
ReplyDeletewaaahhh emang udah lama saya pengen makan ramen.. terinspirasi naruto ha ha...
ReplyDeletebtw sushi den di deketnya UNISBA... hemm ntar dicari deh..
Siiippp...monggo dicobaa..
ReplyDeleteBisa juga lewat jalan purnawarman mas, jalan lurusnya BEC itu loh, mentok, belok kiri, udah deh nyampe, ada di pojokan kanan jalan.